|
Gapura Kampung Adat Kuta |
|
Balai Sawala |
|
|
|
Leuit (Lumbung Padi ) |
Nama
Kampung Kuta ini mungkin diberikan karena sesuai dengan lokasi Kampung Kuta
yang berada di Iembah yang curam sedalam kurang lebih 75 meter dan dikelilingi
oleh tebing-tebing/perbukitan, dalam bahasa Sunda disebut Kuta (artinya pager
tembok). Mengenai asal-muasal Kampung Kuta, dalam beberapa dongeng buhun yang
tersebar di kalangan masyarakat Sunda sering disebut adanya nagara burung atau
daerah yang tidak jadi/batal menjadi ibukota Kerajaan Galuh. Daerah ini dinamai
Kuta Pandak. Masyarakat Ciamis dan sekitarnya menganggap Kuta Pandak adalah
Kampung Kuta di Desa Karangpaninggal sekarang. Masyarakat Cisaga menyebutnya
dengan nama Kuta Jero. Dongeng tersebut ternyata mempunyai kesamaan dengan
cerita asal-usul Kampung Kuta. Mereka menganggap dan mengakui dirinya sebagai
keturunan Raja Galuh dan keberadaannya di Kampung Kuta sebagai penunggu atau
penjaga kekayaan Raja Galuh.
Pelapisan
sosial yang didasarkan atas status dan peranan, telah menyebabkan dalam
masyarakat terdapat golongan yang memimpin yang golongan yang dipimpin.
Golongan yang memimpin/pemimpin formal menduduki jabatan tertentu dalam lembaga
pemerintahan desa seperti kepala desa, kepala dusun, ketua RW, dan ketua RT.
Sedangkan pimpinan nonformal adalah pimpinan berdasarkan penghormatan dan penghargaan
masyarakat terhadap seseorang karena alasan usia, pengalaman, pengetahuan, dan
peran di lingkungannya. Pimpinan nonformal biasa dikenal dengan sebutan sesepuh
dan kuncen. Masyarakat Kampung Kuta sebagai sebuah komunitas yang walaupun
terikat dalam aturan-aturan adat, akan tetapi mereka mengenal dan menggemari
berbagai kesenian yang digunakan sebagai sarana hiburan, baik kesenian
tradisional maupun kesenian modern seperti calung, reog, sandiwara (drama
Sunda), tagoni (terbang), kliningan, jaipongan, kasidah, ronggeng, sampai
kesenian dangdut. Kesenian tersebut biasanya dipertunjukkan pada saat
mengadakan selamatan/hajatan terutama hajatan perkawinan dan penerimaan tamu
kampung. Pertunjukannya cukup diminati oleh segenap masyarakat dan mereka
menyaksikan dengan cukup antusias. Untuk menuju ke kampung tersebut jarak yang
harus ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis sekitar 34 km menuju ke arah utara.
Dapat dicapai dengan menggunakan mobil angkutan umum sampai ke Kecamatan
Rancah. Sedang dari Kecamatan Rancah menggunakan motor sewaan atau ojeg, dengan
kondisi jalan aspal yang berkelok-kelok, serta banyak tanjakan yang cukup
curam. Jika melalui Kecamatan Tambaksari dapat menggunakan kendaraan umum mobil
sewaan atau ojeg, dengan kondisi jalan serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar