Situ Lengkong Panjalu Dahulu |
Situ Lengkong Panjalu Sekarang
Situ Lengkong, juga disebut Situ Lengkong Panjalu,
adalah suatu danau (situ dalam bahasa Sunda) yang terletak di Kecamatan Panjalu, Ciamis, Jawa Barat.
Situ Lengkong ditetapkan sebagai cagar alam (Natuurmonument) berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Besluit van den
Gouverneur-Generaal van Nederlandsch Indie) Nomor 6 pada tanggal 21
Februari 1919.
2. SEJARAH
Konon, di kawasan Situ Lengkong itulah
dahulunya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Dengan adanya penermuan-penemuan
sejarah itu, maka Panjalu berkembang sebagai kota daerah wisata, baik wisata
alam, wisata budaya maupun sebagai wisata ziarah. Pentingnya daerah Panjalu
sebagai cikal bakal kerajaan Sunda Kawali, maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat,
pada tanggal 17 Maret tahun 2004 mengukuhkan panjalu sebagai desa wisata.
Makam Prabu Hariang Kancana di Pulau Nusa Larang di tengah Situ Lengkong Panjalu
3. LETAK
GEOGRAFIS SITU LENGKONG PANJALU
Situ Lengkong terletak sekitar 35 km
sebelah utara kota Kabupaten Ciamis atau 15 km sebelah barat Kota Kawali,
berbatasan di sebelah utara dengan wilayah talaga Kabupaten Majalengka dan
Kabupaten Kuningan, suatu lingkup wilayah komunitas yang dulu dikenal sebagai
pusat kerajaan Panjalu. Temuan-temuan data kepurbakalaan, nilai- nilai sosial
kultural serta jejak kesejahteraan lainnya yang kini masih terlestarikan,
memberikan petunjuk tentang masa lalu kota itu. Sebagai kota kerajaan kuno yang
dikenal sebagai kerajaan Soko Galuh Panjalu. Ibu kota Kerajaan itu dibangun
pada areal suatu danau (situ) seluas 70 Ha, yang kini disebut Situ Lengkong,
terletak disepanjang tepi utara kota Panjalu, sekarang terdapat tiga buah Nusa
(pulau kecil). Pada situ tersebut yang masing- masing digunakan sebagai tempat
bangunan Istana Kerajaan, Kepatihan dan staf kerajaan dan sebagai taman
rekreasi. Pendiri ibu kota kerajaan adalah tokoh karismatik leluhur Panjalu
bernama Borosngora Raja Panjalu islam pertama.
Wisatawan yang datang ke Panjalu pada
umumnya adalah para penziarah mengunjungi Tokoh Raja Panjalu, teristimewa
pemakaman Prabu Harian Kancana di Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan)
serta danau itu sendiri yang bernuansa religius, disamping itu juga mengunjungi
Musium Bumi Alit. Dimana disimpan benda- benda peninggalan bersejarah seperti Menhir, Batu Pengsucian, Batu Penobatan,
naskah- naskah dan benda- benda pekakas peninggalan milik Raja-raja dan Bupati
Panjalu masa lalu, terutama perkakas yang disebut benda pusaka Panjalu yang
berupa Pedang, Cis dan Genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang
Borosngora
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar